Lilin
Langit
yang tadi berawan,kini mulai berwarna abu-abu.Butiran-butiran bening air hujan
pun sedikit demi sedikit mulai membasahi permukaan sebagian daerah di belahan
bumi ini.Hembusan angin yang sedikit kencang membuat beberapa daun yang mulai menguning
jatuh begitu saja ke tanah,membuat terlihat begitu indah.Kini dinginya angin
yang disebabkan oleh hujan mulai merasuk ke dalam tubuh melalui pori-pori kulit
gadis ini.Gadis yang sedang duduk di balkon kamarnya kini mulai merasa
kedinginan,namun mata sang gadis masih tetap tertuju pada daun yang jatuh tak berdaya ke tanah.Ini seperti
keadaan hidup yang dijalani gadis yang bernama Lia.Nafas yang mulai tidak
beraturan membuat Lia sedikit tersiksa,mungkin kini penyakitnya mulai kembali
menghampirinya.Asma,penyakit ini telah singgah di tubuhnya sejak kecil.Lia kini
segera masuk kedalam kamarnya,namun ia tidak segera mengambil obat untuk
mengurangi asmanya.Mungkin Lia ingin menikmati setiap detik siksaan yang
disebabkan oleh penyakitnya.
Tugas
sang surya kini telah berakhir,dan giliran sang rembulan serta bintang yang
bertugas menerangi,denagn cahayanya yang redup..Lampu belajar telah dihidupkan.Terlihat
beberapa buku sudah berserakan di meja,kasur empuk milik Lia,bahkan di lantai.Memang
selama seminggu ini,guru Lia memberikan tugas rumah yang cukup banyak,seperti
tumpukan baju-baju kotor.Mata Lia terlihat fokus menatap layar laptop miliknya,dan
sesekali pandanganya dialihkan pada sebuah buku yang tergeletak di sebelah
laptop.Setelah beberapa jam kemudian,akhirnya tugas IPA yang dikerjakan Lia
selesai.Tugas ini akan dikumpulkan esok hari.Lia sekarang sibuk memunguti
buku-buku yang berserakkan tadi,kemudian Lia letakan di rak buku yang terletak
di samping meja belajarnya.Jam yang menempel indah di dinding kamar Lia telah
menunjukan pukul 23.15.Lia pun beranjak menuju ranjangnya dan berusaha merajut
sebuah mimpi yang indah.
‘Tringgg....’
jam weker milik Lia telah membuat Lia terbangun,kemudian ditatapnya jam
tersebut,ternyata sudah pukul
5.25.Dengan mata yang sedikit menutup Lia melangkahkan kakinya menuju
kamar mandi yang terletak tak jauh dari kamarnya.Setelah berwudhu,Lia
menjalankan perintah yang diwajibkan oleh Allah,diantaranya salat 5 waktu.Salat
pun telah selesai,tak lupa Lia berdoa.Salat subuh selesai.Seperti biasa Lia
segera mandi,mengenakan pakaian seragam,tak lupa ia mengucir satu rambut
panjangnya tanpa poni.Lia pun segera turun melewati satu per satu anak tangga
menuju ruang makan.Terlihat ayahnya, ibu tirinya,serta Putri adik tirinya
sedang asik makan.Saat sampai ruang makan Lia pun segera melahap makanan yang
disediakan tanpa terlebih dahulu menyapa ayahnya,ibu tirinya,dan
Putri.Terdengar sebuah ucapan yang merendahkan Lia serendah tanah,dan terdengar
juga ucapan yang pujian setinggi langit untuk Putri.Sikap orang tua Lia berubah
semejak Putri terkena kelainan hati yang disebabkan Lia tanpa sengaja.Saat itu Putri dan Lia
sedang bermain bola kasti,tanpa sengaja Lia melemper balok kayu pemukul
itu,kemudian tanpa sengaja mengenai dada Putri dan itu membuat Putri terkena
kelainan hati.Lia tak menggubris ucapan-ucapan yang membuat telinganya sedikit
sakit,toh Lia sudah terbiasa dengan keadaan yang seperti itu.Mungkin di rumanya
Lia hanya dianggap seonggok daging yang tidak berguna.Setelah makan ia segera
meminum susu yang telah disiapkan.Dan tanpa basa-basi Lia segera berjalan begitu
aja keluar rumah tanpa bersalaman dengan orang tuanya.Bukanya Lia tidak sopan
tapi mana mungkin orang tuanya sudi punggung telapak tangnya dicium oleh
Lia.Lia melihat jam tangan hitam yang melingkar indah di pergelangan
tanganya,jam tersebut sudah menunjukan pukkul 06.18.Lia segera berlari menuju
SMP tempatnya bersekolah.Sebenarnya Pak Mus sering meminta Lia berangkat bareng
Putri naik mobil.Namun Lia sering menolak,Lia tidak mau membuat masalah dengan
adik tirinya itu.
Sampai
di sekolah,dengan nafas yang tak beraturan,Lia menghempaskan tas ranselnya ke
bangku dengan sedikit kasar.Segera ia mengambil air mineral meneguknya.Untung
saja hari ini Lia tidak terlambat musuk kelas,kalau terlambat masuk kelas
seperti hari-hari kemarin pasti ia sudah dihukum oleh guru IPA yang killernya
minta ampun.Bel tanda pelajaran akan dimulainya pelajaran pun berbunyi.Segera
Lia menyiapkan buku IPA.Terlihat dari kaca jendela,seorang guru laki-laki
dengan badan tegap dan kumis yang sedikit tebal berjalan menuju kelas Lia.Murid-murid
pun segera diam.Pelajaran IPA telah
berlangsung sekitar setengah jam
pelajaran.Terlihat murid-murid yang melui bosan sehingga mengganti dengan aktivitas
yang lain tanpa sepengetahuan sang guru,ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya,ada
yang menggambar tidak jelas di bukunya,dan ada juga yang membaca novel.Lia pun
juga terlihat bosan,dan Lia mulai sibuk mencoret-coret bukunya.Bel pelajaran
tanda istirahat akhirnya berbunyi.Murid-murid bersorak gembira dalam
batinya.”Sebelum bapak keluar,bapak minta kalian mengumpulkan tugas Fisika yang
bapak berikan kemarin”kata pak guru.”Baik pak..”kata sebagian murid.Lia segera
mengambil tugasnya di dalam tas,kemudian ia segera mengumpulkanya ke meja guru.Siswa-siwa
yang sudah mengumpulkan tugasnya segera
berhamburan ke surganya para siswa saat istirahat yaitu kantin.Namun kali ini
tidak berlaku dengan Lia,Lia hanya dapat meneguk air mineralnya karena hari ini
Lia tidak membawa uang saku.Lia sering tidak membawa uang saku dikarenakan
orang tuanya jarang memberi uang saku.Lia melangkahkan kakinya menuju
perpustakaan.Lia pikir pergi ke perpustakaan dan membaca novel,dapat membuat
lapar pergi dari dirinya,meskipun hanya sebentar.Saat melewati kantin Lia
merasa sulit menelan ludahnya sendiri saat melihat Leo sedang bercanda gurau
dengan Vany.Air mata Lia pun tiba tiba bergerumul ingin keluar dari kelopak
matanya.Sambil menahan agar air mata itu tidak jatuh melewati pipi tirusnya,Lia
mengurungkan pergi ke perpustakaan,Lia mengajak kakinya berlari menuju taman
belakang sekolah,di sana Lia terisak.Lia merasa hidup ini sungguhlah tidak adil
untuknya.Lia merasa perjuanganya selama satu tahun mempertahankkan
cintanya,benarlah sia-sia.Lia kembali terisak,Lia merapatkan lututnya kemudian
ia peluk menggunakan tanganya.Kepala Lia,Lia tenggelamkan pada tekkukan lutut
buatanya.Kejadian beberapa menit lalu telah membuat hatinya sakit bagaikan
disayat menggunakan pisau yang sangat tajam.Sakit,yang Lia rasakan saat
ini.Setelah beberapa menit Lia menangis,dengan langkah yang sedikit Lia
seret,Lia menuju kamar mandi.Sesampainya di kamar mandi.Lia segera membasuh
mukanya dengan kasar menggunakan air yang mengalir dari washtafell.Kemudian Lia menatap dirinya di depan cermin kamar
mandi,tampak mata panda menghiasi sekitar matanya,matanya yang merah dan
sembab,serta kuciranya yang sedikit berantakan.Terdengar bel tanda istirahat
telah selesai.Dengan langkah yang sedikit malas.Lia berjalan menuju
kelasnya.Sesampainya di kelas,saat ia berjalan
akan menuju bangkunya yang terletak di pojok paling belakang,Lia melihat
beberapa pasang mata menatap aneh dirinya.Terdengar pula di telinganya beberapa
ucapan pertanyaan yang menanyakan keadaan Lia.Namun Lia tetap bersikap dingin
dan tak acuh.Semua itu sudah sering Lia rasakan dari orang
tuanya,teman-temanya,bahkan dari kekasihnya sendiri.Di bangkunya,Lia hanya
duduk sendiri.Sahabatnya yang dulu selalu sebangku denganya,telah meninggal
karena penyakit kangker otak yang dideritanya.Sekarang Lia hanya melamun,pandanganya
lurus ke depan,matanya yang sembab tidak berkedip sama sekali.Sampai-sampai Lia
tidak sadar bahwa Bu Dewi,guru Bahasa Indonesia
telah masuk ke kelasnya bersama seorang murid baru.”Perkenalkan nama
saya ‘Doni Avatar’,saya pindahan dari kota Surabaya,saya pindah ke sekolah ini
karena orang tua saya mendapat tugas bekerja di daerah ini,semoga senang
berteman dengan saya”,kata Doni.Setelah memperkenalkan diri,Doni disuruh oleh
Bu Dewi,duduk sebangku dengan Lia.Leo yang duduk di depan Bu Dewi langsung
bertanya “Kenapa sebangku sama Lia bu?”.Bu Dewi menjawab “Ya karena bangku yang
didekatnya Lia kosong”.Leo yang sebagai kekasihnya Lia,sebenarnya tidak terima
bahwa kekasihnya sebangku dengan laki-laki lain.Namun harus bagaimana lagi?Leo
harus menerima kenyataan bahwa kekasihnya harus sebangku dengan laki-laki
lain.Toh saat Lia duduk sendiri,mengapa Leo tidak ingin duduk dengan Lia?lelaki
aneh.Lia yang mendapat teman sebangku sedikit senang,karena ada teman untuk
sekedar berbincang-bincang.Doni duduk di samping Lia,kemudian pelajaran Bahasa
Indonesia pun dimulai.”Sekarang materi pelajaran yang akan ibu ajarkan adalah
tentang ‘Penyuntingan’”,kata Bu Dewi.Lia kembali melamun dan sedikit tidak
fokus saat pelajaran berlangsung.Tanganya ia gerakan untuk sekedar
mencoret-coret buku catatanya.Sedangkan Doni teman baru Lia nampak serius
memperhatikan materi tentang ‘Penyuntingan’.Doni pun belum mengeluarkan sepatah
kata pun untuk Lia.Doni hanya menatap Lia dari samping,Doni pun dapat melihat
mata panda gadis yang duduk disampingnya.Setelah mata pelajaran Bahasa
Indonesia selesai,Bu Dewi segera menutup pelajaran dengan salam dan pergi ke
luar kelas menuju kantor guru.
Istirahat
ke-2 kali ini ada beberapa siswa yang berada di kelas untuk mengerjakan PR.Lia
kembali melamun,tatapanya menatap seorang pria yang sedang mengajari seorang
perempuan.Sakit...Sakit kembali menghampiri dirinya.Terasa ada yang menepuk
pundak Lia,itu membuat Lia menengok ke samping.Ternyata Doni yang menepuk
pundaknya.Doni pun memberanikan diri untuk sekedar berbincang dengan
Lia.”Hayy...kenapa dari tadi kamu melamun?”kata Doni mencairkan suasana.Lia pun
sedikit menghadap ke arah Doni”Eeeuumm gak papa kok..!”Lia menjawab pertanyaan
Doni meskipun ia menyembunyikan jawaban yang sebenarnya.Mana mungkin Lia
langsung bercerita tentang semua yang dilaminya,tapi sebenarnya saat ini,Lia
sangatlah membutuhkn teman untuk curhat,Lia merasa tidak kuat jika harus
menanggung penderitaanya sendiri.”Eh.. kantin di mana ya?aku mau beli
minum,haus ni!”tanya Doni menanyakan kantin dan sebenarnya ia ingin mengalihkan
pembicaraan,karena Doni tau dari raut wajah Lia,Lia sedang sedih.”Daripada kamu
bingung,bagaimana kalau aku antar aja?”tawar Lia,tanpa menunggu balasan Lia pun
langsung menggenggam pergelangan Doni,dan langsung menarik Doni untuk pergi ke
kantin.Doni yang tanganya ditarik oleh Lia hanya menurut saja,seperti kerbau
dicocok hidunganya.Dan Doni merasa beruntung ditarik oleh Lia yang mempunyai
wajah yang cantik serta manis.Lia pun merasa sedikit tenang karena,api cemberu
sudah berkurang membakar kecemburuaanya.Sesampainya di kantin,Doni segera
mengambil aqua botol dan kemudian meneguknya.Doni pun memesan semangkuk
bakso.Doni pun bertanya “Li,kok kamu gak jajan?lagi diet ya?”tanya Doni
disertai kekehan diakhirnya.”Gak,lagi gak bawa uang saku!”kata Lia apa adanya
dan kembali bersikap dingin seperti biasanya.”Bu..,bakso satu lagi!”kata Doni
kepada ibu kantin.”Lohh..kok dua mangkuk,kamu laper atau...”belum selesai Lia
mengajukan pertanyaan kepada Doni,Doni segela menyelanya dan berkata”Yang satu
buat kamu lah Li,mana mungkin aku makan sendiri,kasihan dong gadis cantik yang
duduk di samping ku ini”kata –kata Doni membuat pipi Lia sedikit merah,karena
tersipu malu atas pujian yang diberikan Doni padanya.”Apaann sih kamu
don..?”kata Lia.”Udah makan aja kali,gak usah malu..!”kata Doni memerintah Lia
untuk memakan semangkuk bakso yang berada di depanya.Lia pun melahap bakso
tadi,jarang-jarang Lia bisa makan bakso kayak gini lagi.Biasanya uang sakunya
hanya Lia jajakan sebungkus nasi kecil,dan sisanya ia tabung.Selesai makan,Doni
pun segera membayar makanan yang ia pesan tadi.”Berapa bu?bakso dua magkuk dan
aqua botol satu!”tanya Doni kepada ibu kantin sambil merincikan makanan yang
dibelinya.”15.000”jawab bu kantin.Doni menyodorkan uang dua puluh ribu rupiah.”Ini
kembalinya..”kata bu kantin sambil memberikan uang sisa pembelian.Doni sekarang
berjalan mendahului Lia,Lia yang merasa ditinggalkan segera mengejar Doni dan
mensejajarkan langkahnya dengan Doni sambil mengucapkan “Makasih ya yang
tadi”.Doni hanya mengangguk pelan.Sesampainya di kelas ada sepasang mata yang
memandang Lia dengan tatapan sedikit sinis,siapa lagi kalau bukan Leo.Namun
kali ini Lia berusaha bersikap dingin pada Leo,Lia tidak mau kalau dirinya
tenggelam di jurang penderitaan terlalu dalam.
Pada
saat pelajaran terakhir,Lia berusaha serius mengerjakan soal ulangan
matematika.Lia tidak mau kalau nilai yang didapatnya kurang dari batas
minimal.Sedangkan Doni yang duduk disamping Lia sedikit bingung,nampaknya Doni
mengalami kesulitan dalam mengerjakan ulangan.Maklum,Doni adalah muid
baru,mungkin disekolahnya yang lama,materi tentang pelajaran Peluang belum
diajarkan oleh gurunya.”Nih aku kasih contekan..”kata Lia sambl menyodorkan
lembar jawab ulanganya.Doni pun sedikit bingung,tadi kata pak guru sebelum
ulangan tidak boleh ada yang menyontek.Doni pun menolak contekan dari Lia.Doni
kemudian berkata “Gak usah Li,makasih sebelumnya.Tapi aku lebih bangga jika aku
dapat mengerjkanya dengan jujur, walaupun nilai ulanganku jelek”.Lia yang
mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Doni beberapa menit lalu merasa
sedikit heran,karena kebanyakan murid dikelasnya saat dikasih contekan
menerimanya bahkan dengan senang hati.”Anak-anak ingat,kerjakan sendiri-sendiri
dengan jujur,jangan menyontek”kata-kata itu keluar dari mulut pak guru dengan
tegas.Dan kemudian mendapat jawaban “Baik pak..”kata sebagian murid.Bel tanda
pulang berbunyi.Sebagian siswa dari kelas lain terlihat berhamburan keluar dari
kelasnya.Namun berbeda dengan keadaan siswa kelas IX C,siswa kelas ini masih
terlihat sibuk mengerjakan soal ulanganya.Setelah 20 menit akhirnya ulangan matematikapun selesai.Satu per satu siswa
mengumpulkan lembar jawabanya di meja guru.Setelah itu langsung saja mereka
mengambil tas mereka dan keluar kelas dengan bersalaman terlebih dahulu dengan
guru mereka.
Suasana
koridor sekolah sudah nampak sepi,hanya beberapa siswa saja yang masih berlalu
lalang di sekolah ini,mungkin mereka akan mengikuti ekstrakulikuler,mengerjkan
tugas, ataupun sekedar menumpang wifi’an.Lia tampak melangkahkan kakinya dengan
gontai.Lia menuju depan sekolah dan akhirnya duduk di kursi pemberhentian bus
yang berada tepat disamping sekolahnya.Di tempat pemberentian bus itu terdapat
beberapa siswa,mungkin mereka menunggu sopir pribadi mereka atau pun angkot.Di
situ juga terlihat Doni dan Leo sedang asik berbincang-bincang.Sedangkan Lia
yang tidak mendapatkan kursi untuk duduk,terpaksa berdi di samping tiang
penyangga halte sambil membaca novel.Akhirnya datang sebuah mobil berwarna
silver.”Ayo non Lia,pulangnya bereng aja sama non Putri..”kata Pak Mus,sopir
pribadi keluarga Lia.”Enggak ah pak,aku masih ada urusan jadi bapak pulang aja
sama Putri”tolak Lia halus.Terlihat di dalam mobil ada Putri yang menatap Lia dengan
tatapan tidak suka.”Udah pak,jalan aja”kata itu keluar dari mulut Putri.Lia tau
bahwa Putri sangatlah benci padanya,Lia pun tau kalau Lia pulang bersama
Putri,pasti Putri mengadu sama ayahnya,dan akhrinya Lia mendapat marah.Daripada
Lia mendapat marah,setiap pulang sekolah Lia lebih memilih naik angkot ataupun
berjalan kaki.Lia lupa bahwa Lia tidak punya ung saku.Akhirnya Lia berjalan
kaki melewati trotoar jalan,Lia tidak langsung pulang ke rumahnya,Lia mampir ke
rumah Mbok Darmi terlebih dahulu untuk mengambil roti-roti buatan Mbok Darmi
kemudian menyetorkanya ke warung-warung kecil yang memesan roti-roti buatan
Mbok Darmi.Biasanya jasa Lia dihargai 5.000 rupiah saja,padahal perjalanan yang
ditempuh Lia untuk sampai ke tempat tujuan lumayan jauh sekitar 1Km.Sore itu
cuaca kurang bersahabat dengan Lia,awan sudah nampak berwarna abu-abu.Mungkin
sebentar lagi,hujan akan membasahi bumi.Lia tidak mau roti buatan Mbok Darmi
basah terkena air hujan.Segera Lia berlari secepat kilat,sesampainya di warung
yang memesan roti buatan mbok Darmi,Lia segera memberikan roti itu kepada
penjaga toko.Lia sekarang berjalan sedikit cepat,jam tanganya sudah menunjukan
pukul 5 sore.Hujan sore itu menemani Lia menuju rumahnya.Langkah Lia terhenti
ketika ada seorang nenek-nenek tua sedang membawa sebuah kerdus besar,sepertinya
nenek itu kesulitan membawa kardus itu.Tanpa di suruh Lia segera menghampiri
nenek itu dan membantu membawa kardus itu.Meskipun Lia terburu-buru,tapi Lia
selalu berusaha membantu orang yang memerlukan bantuan.Rumah sang nenek lumayan
jauh.”Rumahnya masih jauh nek?”,tanya Lia.”Enggakk kok cu,sekitar setengah kilo
meter lagi”,jawab sang nenek dengan jujur.Lia hanya mengangguk,menandakan ia
mengerti.Sesampainya di rumah sang nenek segera Lia menaruh kardus besar itu di
atas kursi yang berada di teras rumah sang nenek.Lia segera pamitan untuk
pulang,namun sang nenek mencekal lengan Lia.”Ini sedikit uang untuk kamu,cu”,kata
nenek.Lia menjawab”Gak usah nek,saya iklas kok”.”Udah gak apa-apa cu,hati-hati
ya pulangnya”,kata sang nenek sambil memberikan uang kepada Lia.Lia pun
akhirnya menerima uang pemberian dari sang nenek .Jam tangan Lia menunjukan jam
setengah enam sore,Lia segera berlari secepat mungkin menuju rumahnya.Lia takut
akan dimarahi oleh orang tuanya.Sesampainya di rumah Lia mengusap mukanya yang
terkena air hujan,Lia juga menyiapkan mental bila nanti Lia dimarahi oleh orang
tuanya.”Asalamualaikum.”,kata Lia sambil membuka pintu.Terlihat,Ibu tirinya
sang sedang mengajari Putri belajar,dan sang ayah yang sedang membaca koran.Karena
tidak ada ucapan balsan salam,segera Lia melewati keluarganya itu dengan
sedikit membungkuk.”Berhenti Li”,ucap ayahnya.Lia pun berhenti.Ayahnya berkata
lagi dengan nada yang sedikit naik ”Darimana kamu,jam segini baru pulang,mau
jadi apa kamu hah?”.”Dattddi habis belajar kelompok yah”jawab Lia berbohong,Lia
tidak mau jika ayahnya tau jika Lia menjadi seorang pengantar roti.”Jangan
bohong”kata ayahnya lagi.”Enggak yah”jawab Lia sambil menunduk.”Mana mungkin
belajar kelompok sampai pulang jam enam begini”kata ayahnya lagi dan “Plak”
satu tamparan dari tangan ayahnya membuat pipi Lia menjadi panas.Tanpa aba-aba
Lia pun segera berlari menuju kamarnya yang berada di lantai dua.Sampai di kamarnya
Lia pun menutup pintu kamarnya dengan kasar,tubuhnya merosot,punggungya melekat
di balik pintu kamarnya.Lia pun menangis sambil menggigit bibir bawahnya supaya
tidak menimbulkan suara.Lia mengobrak abrik kamarnya sendiri.”Prang”bunyi foto
dengan bingkaainya yang Lia banting,Lia pun menonjok lemari kacanya dengan
kepalan tanganya,menyebabkan tanganya sedikit membiru dan darah segar
mengalir.Setelah beberapa menit meluapkan segala emosinya.Lia melangkahkan
kakinya menuju ranjangnya yang perada dipojok ruangan tempat tidurnya.Belum
sampai di ranjangnya,kaki Lia menginjak pacahan kaca lemarinya,”Aww”rintih Lia
sambil menahan sakit.Mungkin kaca itu menancap sedikit dalam,sehingga darah
segar Lia mengalir begitu deras.Lia tidak kuat menahan sakit di kakinya.Lia pun
mengesot menuju ranjangnya.Lia pun berusaha tidur,belum sempat Lia
tidur,”Clap”ternyata mati lampu.Lia menjerit,Lia mempunyai pobhia yaitu takut
keadaan gelap.Lia pun berusaha mengambil senter yang selalu Lia letakan di atas
meja dekat tempat tidurnya.Lia pun berusaha meraba-raba mejanya.Senternya jatuh karenya tersenggol tangan Lia.Lia pun
turun dari ranjangnya.Karena kaki Lia sakit untuk berjalan,jadi Lia mengesot
sambil meraba-raba lantai berusaha mencari senternya yang jatuh lagi.Saat
tangan Lia sedang meraba lantai,Lia measakan ada sesuatu yang menancap di
tanganya,mungkin Lia terkena pecahan kaca lagi.Namun Lia mengabaikanya.Saat Lia
benar benar merasakan sakit.Lia pun berhenti mencari senter itu lagi.Lia
menangis sambil memejamkan matanya.Mungkin karena sudah lelah menangis Lia pun
terlelap dengan sendirinya.Lia tertidur di lantai.Malam itu penderitaan Lia
benarlah lengkap.
Suara
ayam jago sudah bersahut-sahutan.Mentari sudah muncul di ufuk timur.Hangatnya
mentari mungkin sudah dirasakan beberapa makluk di bumi ini.Embun pagi masih
menghias indah daun-daun.Lia menguap kemudin matanya ia gerakan memutar untuk
melihat keadaan kamarnya.Kamarnya seperti kapal pecah.Mata Lia sekarang tertuju
pada pecahan kata yang menancap di telapak tangan dan kakinya.Lia lalu mencabut
satu persatu pecahan beling itu.Darah kembali mengucur dari telapak tangan dan
kaki Lia.”Tok..Tok..Tok..”.Ternyata ada seseorang yang mengetuk pintu kamar
Lia.”Masuk,pintunya nggak dikunci kok”,kata Lia.”Krek”pintu kamar Lia
terbuka.Pembantu Lia terkejut melihat kamar Lia berantakan,terlebih lagi saat
melihat darah mengucur dari telapak tangan dan kaki Lia.”Non Lia kenapa?tanya
Bi Sum sambil menghampiri Lia.”Nggak papa kok bi”ucap Lia sok tegar.”Non disini
dulu ya..,bibi ambil obat dulu”kata Bi Sum sambil bergegas meninggalkan Lia.Bi
Sum kembali ke kamar Lia sambil membawa oabat untuk membersihkan luka Lia.Dengan
hati-hati Bi Sum membersikan luka Lia kemudian membalutnya dengan perban.”Non
Lia ijin aja sekolahnya,kan Non Lia lagi sakit”Kata Bi Sum,memberi saran kepada
Lia.”Lia nggak papa kok bi,Lia masih kuat pergi menuntut ilmu”kata Lia
menganggapi Bi Sum.Keinginan Lia pergi menuntut ilmu sangatlah kuat,walaupun
sakit menderanya.”Yaudah Non Lia,siap-siap jika mau ke sekolah.Nanti bibi antar
pake sepeda”.Lia pun hanya mengangguk.Lia kemudian mempersiapkan dirinya untuk
pergi ke sekolahnya.Setelah persiapan selesai.Lia menunggu kedatangan Bi Sum.Bi
Sum pun datang,Bi Sum kemudian membantu Lia untuk berjalan.Lia merangkulkan
tangan kananya ke pundak Bi Sum.Satu per satu anak tangga telah Lia lewati.Lia
sudah sampai di ruang makan.Seperti biasanya ayah,ibu,serta Putri sudah duduk
manis sambil menyantap beberapa makanan yang sudah disiapkan.Lia tanpa basa-basi
segera menyantap makananya.Setelah sarapan Lia menuju dapur untuk menemui Bi
Sum.Sesampainya di dapur,Lia melihat Bi Sum yang sedang menyapu,ditepuknya
pundak Bi Sum sambil berkata “Lia,udah siap bi”.Bi Sum hanya
mengangguk,kemudian mengambil sepeda yang berada di garasi.Sepeda sudah
siap,Lia segera duduk di boncengan sepeda.Kaki Bi Sum kemudiah mengayuh sepeda
itu menuju ke sekkolah Lia.Di perjalanan Lia hanya diam membisu,begitupun
dengan Bi Sum.Bi Sum berhenti mengayuh sepeda itu,sepeda itu sudah di depan
gerbang sekolah Lia.”Mari non saya bantu menuju kelasnya”kata Bi Sum menawarkan
bantuan.Lia yang sulit untuk berjalan tentusaja menerima bantuan dari Bi
Sum.Lia kembali merangkulkkan tangan kananya ke pundak Bi Sum.Bi Sum membantu
Lia sampai kelasnya bahkan sampai bangku Lia.Lia kemudian berterima kasih
kepada Bi Sum.Lia kemudian mengeluarkan buku diarynya.Tangan Lia mulai menggoreskan
tinta pulpenya ke kertas.sSetelah menulis beberapa kalimat Lia terhenti karena
kedatangan Doni.Pagi itu Doni menghampiri Lia untuk menceritakan hal yang
dialaminya kemarin sore.Lia mendengarkan semua curhatan Doni.Sebenarnya Lia
juga ingin curhat,namun bel tanda pelajaran yang benbunyi menyebabkan Lia
mengurungkan niatnya untuk curhat.Jam pelajaran pertama telah dimulai,namun
siswa kelas IX C masih terdengar ribut.Tentu saja ribut,guru mata pelajaran IPS
ternyata hari ini tidak bisa mengajar.Hal ini tentu saja membuat beberapa siswa
masih ribut mengobrol.Berbeda dengan Lia,Lia terlihat sibuk menggoreska tinta
pulpenya di kertas.Ternyata Lia menuliskan secarik surat untuk Leo dan
Doni.Setelah Lia selesai Lia segera memberikan surat itu kepada Leo dan
Doni,namun Lia juga berpesan supaya membacanya setelah sampai rumah
masing-masing.Leo dan Doni mengangguk tanda mereka mengerti perintah dari
Lia.Bel istirahat telah berbunyi,Lia mencekal tangan Doni ketika Doni hendak
pergi ke kantin.”Don,aku mau curhat.Kamu mau nggak denegerin?”tanya Lia.”Ok,aku
bakal jadi pendengar yang baik”kata Doni.Lia pun menceritakan semua unek-uneknya.Lia yang hanya dianggap
seonggok daging yang tak berguna,Lia yang diperlakukan tak adil,Lia yang
menderita karena cintanya,dan seterusnya yang dialami Lia.Lia menceritakan
kejadian demi kejadian itu sambil terisak.Doni merasa kasihan dengan Lia.Doni
kemudian berusaha membuat Lia berhenti menangis.Tangan Doni megusap pipi Lia
yang basah terkena air mata Lia.Namun saat Doni mengusap pipi Lia.Tiba-tiba Leo
menghampiri Lia dan Doni.Leo menatap Lia tajam,Lia hanya berani menunduk.Leo
dengan tiba-tiba mengepalkan tanganya dan menonjok Doni.Doni yang tadinya
tersungkur kr lantai segera bangkit lalu ingin menjelaskan,bila yang Leo tadi
lihat,tidak seperti yang Leo pikirkan.Namun belum sempat Doni menjelaskan,Leo
sudah kembali menonjok Doni,menyebabkan sepercik darah keluar dari sudut bibir
Doni.Lia yang melihat itu,segera berusaha melerai sambil kembali terisak.Lia
berdiri di depan Leo,untuk menghentikan Leo menonjok Doni.Namun malang nasib
Lia.Kepalan tangan Leo tanpa sengaja melayang mengenai mata milik Lia sebelah
kiri,ketika hendak menonjok Doni.Lia segera memegang matanya yang terasa
berdenyut.Lia kemudian merasakan kakinya tidak kuat lagi menahan tubuhnya.Lia
juga merasakan sekelilingnya berputar dan “Brukkk”Lia pinsan.Doni yang melihat
Lia pinsan segera membopong Lia menuju UKS.Sedangkan Leo yang melihat Lia
pinsan,hanya berdiri,sepertinya tubuh Leo membeku.Sesampainya di UKS Doni
menidurkan Lia di ranjang UKS,kemudian memanggil pengurus UKS tersebut untuk
menangani Lia.Leo kemudian berlari menuju UKS,untuk menghampiri Lia.Pintu UKS
ternyata tertutup.Leo hanya modar mandir di depan pintu UKS.Tiba-tiba pintu UKS
terbuka dan terlihat Doni keluar dari UKS.”Don,gimana keadaan Lia”tanya Leo
khawatir dengan keadaan Lia.Doni yang mendengar ucapan itu keluar dari mulut
Leo,hanya dapat menundukkdan membisu.Doni sekarang menatap Leo.Doni memaki-maki
Leo dengan keadaan marah.”Dasar,cowok nggak tau diri lo ya?Seharusnya lo itu
bersukur punya kekasih yang benar-benar tulus mencintai lo.Lia itu tulus
mencintai lo.Lia itu bener-bener sayang sama lo.Lia itu sakit ketika melhiah lo
dekat sama cewek lain.Tadi waktu lo lihat Lia terisak,Lia tu lagi curhat
tentang kehidupanya.Dasar cowok bego”kata Doni berubah menjadi kasar.Leo yang
mendengar penjelasan Doni hanya tertegun dan Leo merasa sulit menelan ludahnya
sendiri.”Don,aku mau lihat Lia”kata Leo tiba-tiba,sambil berusaha masuk ke
dalam UKS.”Nggak usah,lo nggak pantes buat Lia”kata Doni menghalang-halangi
Leo.Doni kemudian masuk ke dalam UKS dan menutup intu UKS dengan kasar.Doni sangatlah
prihatin melihat keadaan Lia,mata Lia berdarah akibat pukulan Leo yang teramat
kuat.Lia kemudian sadar.”Don kenapa keadaan di sini gelap?”tanya Lia.Doni
bingung,Gelap?.Padahal lampu UKS menyala.”Don,kamu dimana,kenapa gelap?tanya
Lia lagi”.Doni semakin bingung,padahal Doni berdiri tepat di samping rajang
Lia,Apakah Lia tidak dapat melihat dirinya.”Lia,aku di sini disamping kamu,dan
disini tidak gelap Lia”kata Doni dengan lembut.”Aku nggak bisa lihat kamu
Don,disini gelap”kata Lia jujur sambil terisak.Doni pun berpikir,Apakah Lia
buta?,pikir Doni,namun segera Doni menepis pikiran negatifnya itu.”Don aku
buta”kata Lia tiba-tiba,membuat Doni tersentak.Doni segera ke luar UKS
memanggil pihak sekolah supaya segera membawa Lia ke Rumah Sakit
terdekat.”Krek”knop pintu UKS terbuka.Doni pun berlari menuju ruang guru tanpa
memperhatikan Leo yang maasih berdiri di depan UKS.Leo yang mengetahui pintu UKS
terbuka,segera Leo masuk.Sesampainya di dalam,Leo melihat Lia terbaring lemah
di atas ranjang UKS.”Siapa itu?tanya Lia.Leo sulit menelan ludahnya sendiri
ketika Lia tidak dapat melihatnya.”Lia,ini aku,Leo”kata Leo sambil menggengam
tangan Lia.”Leo?”Lia tersentak kaget,kemudian berusaha melepaskan tanganya dari
genggaman Leo.”Lepasin”perintah Lia untuk Leo,namun genggaman Leo makin
dieratkan.”Lia,maafin aku Lia”pinta Leo masih menggenggam tangan
Lia.”Don...Doni..Don,suruh Leo pergi Don”kata Lia histeris.Leo pun melepaskan
genggamanya.Leo sangat merasa bersalah,Leo benar-benar frustasi,Leo kemudian
menjambak rambutnya serta memukul-mukul kepalanya sendiri.Leo tidak tega
melihat keadaan Lia yang sungguh memprihatinkan sambil berteriak histeris
memanggil-manggil nama Doni.Leo kemudian lebih memilih keluar dari UKS.Doni dan
pihak sekolah segera membawa ke Rumah Sakit terdekat.Sesampainya di Rumah
Sakit,Lia segera dimasukkan ke ruang UGD,dan kemudian diperiksa oleh
dokter.Ternyata di saat bersamaan pula,Putri adik tirinya Lia juga masu Rumah
Sakit yang sama dengan Lia.Saat Lia di periksa,Lia mendengar ibu tirinya
menangis,ketika dokter bilang “Hati Putri harus diganti”.Lia kemudian berkata
kepada dokter yang sedang memeriksanya”Dok apakah saya buta?jika saya buta,saya
ingin mendonorkan hati saya kepada pasien yang ibunya sedang terisak itu
dok,tapi jangan bilang kepada keluarga pasien itu dok”.”Iya nak,ternyata kamu
buta,saraf-saraf mata kamu banyak yang rusak jadi menyebabkan kamu buta.Apakah
kamu benar-benar ingin mendonorkan hati kamu nak?”kata sang dokter.”Iya dok,itu
permintaan terakhir saya sebelum saya meninggal dok”kata Lia
lagi.”Baiklah”kkata dokter kkemudian pergi meninggalkan Lia.Dokter yang
memeriksa Lia tadi kemudian menemui dokter yang memeriksa Putri.Setelah
beberapa menit berdiskusi,akhirnya dokter yang memeriksa Putri setuju.Dokter
yang memeriksa Putri memberi tahu ibu Putri ,jika sudah ada pendonor hati untuk
Putri.Operasi pun telah dilaksanakan.Putri terselamatkan,sedangkan Lia
meninggal karena saat operasi kondisi jantungnya terlalu lemah.Setelah operasi
ayah Lia mendesak dokter supaya memberi tahu siapa yang mendonorkkan hati untuk
Putri.Awalnya dokter enggan memberitahu,karena terus di desak olehayah
Lia,akhirnya dokter memberikan surat pemberitahuan pendonor hati untuk
Putri.Ayah Lia tersentak ketika Lia yang mendonorkan hatinya untuk Putri.Ayah
Lia pun bertanya kepada dokter dimana Lia berada.Dokter pun memberi tahu jika
Lia masih berada di ruang operasi.Dengan langkah cepat,ayah Lia menuju ruang
operasi.Sesampainya di ruang operasi betapa terkejutkanya ketika melihat Lia
sudah tiada.Ayah Lia kemudian memeluk
jasad Lia sambil terisak.Ayah Lia masih tidak percaya jika Lia meninggalkan
dirinya secepat itu.
Acara
pemakaman Lia sudah selesai.Sesampainya di rumah.Ayah Lia segera menuju kamar
Lia.Ayah Lia kemudian membereskan kamar Lia yang berserakan,ketika membereskan
buku-buku,ayah Lia menemukan buku diary Lia berada di dalam tas
sekolahnya.Dibuka buku itu lalu ayah Lia membaca kata demi kata yang terrangkai
menjadi sebuah paragraf.Hingga akhirnya ayah Lia membaca tulisan terakhir
Lia.Tertulis di buku diary milik Lia:
Aku hanya ingin seperti lilin
Yang selalu berguna di dalam kegelapan
Yang selalu mampu menerangi di kegelapan
Yang selalu dibutuhkan di setiap kegelapan
Yang selalu berusaha menerangi,walaupun harus menyiksa
dirinya sendiri
Yang selalu merasa kuat,walaupun api selalu membakarnya
Seperti lilin tidak benderang namun menenangkan
Sedangkan di sebrang sana ada seorang lelaki yang
bernama Leo sedang membaca surat dari mantan kekasihnya yang telah pergi
meninggalkanya.Isi surat dari Lia:
Maaf… karena selalu mebuat kamu marah
Maaf… karena selalu membuat kamu benci sama aku
Maaf… atas semua kepedihan yang aku timbulkan
Maaf… karena selalu membuat kamu selalu terbebani karenaku
Maaf… karena aku selalu keras kepala
Maaf… karena telah membuat kamu masuk ke dalam kehidupanku
Maaf… karena aku harus pergi ninggalin kamu
Maaf… karena selalu membuat kamu benci sama aku
Maaf… atas semua kepedihan yang aku timbulkan
Maaf… karena selalu membuat kamu selalu terbebani karenaku
Maaf… karena aku selalu keras kepala
Maaf… karena telah membuat kamu masuk ke dalam kehidupanku
Maaf… karena aku harus pergi ninggalin kamu
Terima kasih… karena kamu telah membuat hari-hariku indah
Terima kasih… karena kamu telah memperlihatkan mata yang paling indah yang pernah kulihat
Terima kasih… karena kamu telah membuat aku memiliki semangat untuk hidup
Terima kasih… karena kamu selalu menganggap aku pintar
Terima kasih… karena kamu mebuat aku sadar bahwa kita harus berjuang untuk hidup dan bahwa hidup ini harus diarungi melalui semangat, perjuangan dan kemauan keras
Terima Kasih… karena kamu memberikan kebahagiaan terbesar dalam hidupku
Terima Kasih… karena kamu telah luar biasa sabar menghadapi aku
Karena telah mengajari aku untuk mendoakan agar orang yang aku cintai bahagia
Karena telah mengubah hidupku yang kosong
Karena telah menjadi satu-satunya orang yang bisa membuatku mengalah
Karena telah memberikan sesuatu yang selama ini nggak bisa aku kasih ke kamu
Karena telah menjadi laki-laki yang luar biasa dan nggak tertandingi yang pernah masuk dalam kehidupanku
Terima Kasih… karena kamu telah menjadi pangeranku selama ini
Aku nggak akan kemana-mana.
Terima kasih… karena kamu telah memperlihatkan mata yang paling indah yang pernah kulihat
Terima kasih… karena kamu telah membuat aku memiliki semangat untuk hidup
Terima kasih… karena kamu selalu menganggap aku pintar
Terima kasih… karena kamu mebuat aku sadar bahwa kita harus berjuang untuk hidup dan bahwa hidup ini harus diarungi melalui semangat, perjuangan dan kemauan keras
Terima Kasih… karena kamu memberikan kebahagiaan terbesar dalam hidupku
Terima Kasih… karena kamu telah luar biasa sabar menghadapi aku
Karena telah mengajari aku untuk mendoakan agar orang yang aku cintai bahagia
Karena telah mengubah hidupku yang kosong
Karena telah menjadi satu-satunya orang yang bisa membuatku mengalah
Karena telah memberikan sesuatu yang selama ini nggak bisa aku kasih ke kamu
Karena telah menjadi laki-laki yang luar biasa dan nggak tertandingi yang pernah masuk dalam kehidupanku
Terima Kasih… karena kamu telah menjadi pangeranku selama ini
Aku nggak akan kemana-mana.
Semenjak kepergian Lia.Leo berubah menjadi pemurung,pendiam,pelamun.Kadang
ketika Leo mengingat semua kejadian tentang pengorbanan Lia untuk dirinya,Leo
menangis.Leo menyesal telah menjadi orang yang egois.Menyesal karena telah
menyia-nyiakan orang yang bena-benar tulu mencintainya.Leo sekarang sering
menjenguk Lia di pemakaman.Suatu hari Leo menjengk Lia di pemakaman.Leo membawa
bunga serta sebotol air.Setelah berdoa dan menaburi pemakaman Lia.Leo
menyatakan penyesalanya dalam beberapa kalimat.
Ketika kau sudah pergi meninggalkanku
Baru aku sadari bahwa aku sangat membutuhkanmu
Membutuhkan kasih sayang yang tak ada duanya dri seorang kekasih
Membutuhkan perhatian yang lebih bermakna dari segalanya
Namun..sekarang semuanya telah sirna
Semuanya takkan mungkin kudapatkan lagi dari orang lain
Sekarang hanya ada beberapa penyesalan yang tak berujung
Seandainya dulu aku dapat meyayangimu setulus hati
Seandainya dulu akku tidak menyia-nyiakan perhatianmu
Seandainya dulu aku dapat membalas semua pengorbanan yang
telah kau berikan
Seandainya dulu aku tidak menyakitimu
Seandainya dulu aku tidak berpaling ke orang lain
Lia,kamu akan selalu ada di hatiku
Lia,kamu akan selalu hidup dihatiku.
Setelah mengucapkan kalimat itu,Leo pun segera mengecup batu
nisan yang bertuliskan Lia bin Sulaiman,dan beranjak meninggalkan tempat
itu.Dibalik pohon besar yang berada di tengah kuburan,ada perempuan cantik yang
mengenakan baju serba putih sedang ternyenyum sambil menatap kepergian Leo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar