Cari Blog Ini

Jumat, 28 November 2014

Cerpen karya ku


Lilin
                                                                
   Langit yang tadi berawan,kini mulai berwarna abu-abu.Butiran-butiran bening air hujan pun sedikit demi sedikit mulai membasahi permukaan sebagian daerah di belahan bumi ini.Hembusan angin yang sedikit kencang membuat beberapa daun yang mulai menguning jatuh begitu saja ke tanah,membuat terlihat begitu indah.Kini dinginya angin yang disebabkan oleh hujan mulai merasuk ke dalam tubuh melalui pori-pori kulit gadis ini.Gadis yang sedang duduk di balkon kamarnya kini mulai merasa kedinginan,namun mata sang gadis masih tetap tertuju pada daun yang  jatuh tak berdaya ke tanah.Ini seperti keadaan hidup yang dijalani gadis yang bernama Lia.Nafas yang mulai tidak beraturan membuat Lia sedikit tersiksa,mungkin kini penyakitnya mulai kembali menghampirinya.Asma,penyakit ini telah singgah di tubuhnya sejak kecil.Lia kini segera masuk kedalam kamarnya,namun ia tidak segera mengambil obat untuk mengurangi asmanya.Mungkin Lia ingin menikmati setiap detik siksaan yang disebabkan oleh penyakitnya.
            Tugas sang surya kini telah berakhir,dan giliran sang rembulan serta bintang yang bertugas menerangi,denagn cahayanya yang redup..Lampu belajar telah dihidupkan.Terlihat beberapa buku sudah berserakan di meja,kasur empuk milik Lia,bahkan di lantai.Memang selama seminggu ini,guru Lia memberikan tugas rumah yang cukup banyak,seperti tumpukan baju-baju kotor.Mata Lia terlihat fokus menatap layar laptop miliknya,dan sesekali pandanganya dialihkan pada sebuah buku yang tergeletak di sebelah laptop.Setelah beberapa jam kemudian,akhirnya tugas IPA yang dikerjakan Lia selesai.Tugas ini akan dikumpulkan esok hari.Lia sekarang sibuk memunguti buku-buku yang berserakkan tadi,kemudian Lia letakan di rak buku yang terletak di samping meja belajarnya.Jam yang menempel indah di dinding kamar Lia telah menunjukan pukul 23.15.Lia pun beranjak menuju ranjangnya dan berusaha merajut sebuah mimpi yang indah.
            ‘Tringgg....’ jam weker milik Lia telah membuat Lia terbangun,kemudian ditatapnya jam tersebut,ternyata sudah pukul  5.25.Dengan mata yang sedikit menutup Lia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang terletak tak jauh dari kamarnya.Setelah berwudhu,Lia menjalankan perintah yang diwajibkan oleh Allah,diantaranya salat 5 waktu.Salat pun telah selesai,tak lupa Lia berdoa.Salat subuh selesai.Seperti biasa Lia segera mandi,mengenakan pakaian seragam,tak lupa ia mengucir satu rambut panjangnya tanpa poni.Lia pun segera turun melewati satu per satu anak tangga menuju ruang makan.Terlihat ayahnya, ibu tirinya,serta Putri adik tirinya sedang asik makan.Saat sampai ruang makan Lia pun segera melahap makanan yang disediakan tanpa terlebih dahulu menyapa ayahnya,ibu tirinya,dan Putri.Terdengar sebuah ucapan yang merendahkan Lia serendah tanah,dan terdengar juga ucapan yang pujian setinggi langit untuk Putri.Sikap orang tua Lia berubah semejak Putri terkena kelainan hati yang disebabkan  Lia tanpa sengaja.Saat itu Putri dan Lia sedang bermain bola kasti,tanpa sengaja Lia melemper balok kayu pemukul itu,kemudian tanpa sengaja mengenai dada Putri dan itu membuat Putri terkena kelainan hati.Lia tak menggubris ucapan-ucapan yang membuat telinganya sedikit sakit,toh Lia sudah terbiasa dengan keadaan yang seperti itu.Mungkin di rumanya Lia hanya dianggap seonggok daging yang tidak berguna.Setelah makan ia segera meminum susu yang telah disiapkan.Dan tanpa basa-basi Lia segera berjalan begitu aja keluar rumah tanpa bersalaman dengan orang tuanya.Bukanya Lia tidak sopan tapi mana mungkin orang tuanya sudi punggung telapak tangnya dicium oleh Lia.Lia melihat jam tangan hitam yang melingkar indah di pergelangan tanganya,jam tersebut sudah menunjukan pukkul 06.18.Lia segera berlari menuju SMP tempatnya bersekolah.Sebenarnya Pak Mus sering meminta Lia berangkat bareng Putri naik mobil.Namun Lia sering menolak,Lia tidak mau membuat masalah dengan adik tirinya itu.
            Sampai di sekolah,dengan nafas yang tak beraturan,Lia menghempaskan tas ranselnya ke bangku dengan sedikit kasar.Segera ia mengambil air mineral meneguknya.Untung saja hari ini Lia tidak terlambat musuk kelas,kalau terlambat masuk kelas seperti hari-hari kemarin pasti ia sudah dihukum oleh guru IPA yang killernya minta ampun.Bel tanda pelajaran akan dimulainya pelajaran pun berbunyi.Segera Lia menyiapkan buku IPA.Terlihat dari kaca jendela,seorang guru laki-laki dengan badan tegap dan kumis yang sedikit tebal berjalan menuju kelas Lia.Murid-murid pun segera diam.Pelajaran IPA  telah berlangsung  sekitar setengah jam pelajaran.Terlihat murid-murid yang melui bosan sehingga mengganti dengan aktivitas yang lain tanpa sepengetahuan sang guru,ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya,ada yang menggambar tidak jelas di bukunya,dan ada juga yang membaca novel.Lia pun juga terlihat bosan,dan Lia mulai sibuk mencoret-coret bukunya.Bel pelajaran tanda istirahat akhirnya berbunyi.Murid-murid bersorak gembira dalam batinya.”Sebelum bapak keluar,bapak minta kalian mengumpulkan tugas Fisika yang bapak berikan kemarin”kata pak guru.”Baik pak..”kata sebagian murid.Lia segera mengambil tugasnya di dalam tas,kemudian ia segera mengumpulkanya ke meja guru.Siswa-siwa yang  sudah mengumpulkan tugasnya segera berhamburan ke surganya para siswa saat istirahat yaitu kantin.Namun kali ini tidak berlaku dengan Lia,Lia hanya dapat meneguk air mineralnya karena hari ini Lia tidak membawa uang saku.Lia sering tidak membawa uang saku dikarenakan orang tuanya jarang memberi uang saku.Lia melangkahkan kakinya menuju perpustakaan.Lia pikir pergi ke perpustakaan dan membaca novel,dapat membuat lapar pergi dari dirinya,meskipun hanya sebentar.Saat melewati kantin Lia merasa sulit menelan ludahnya sendiri saat melihat Leo sedang bercanda gurau dengan Vany.Air mata Lia pun tiba tiba bergerumul ingin keluar dari kelopak matanya.Sambil menahan agar air mata itu tidak jatuh melewati pipi tirusnya,Lia mengurungkan pergi ke perpustakaan,Lia mengajak kakinya berlari menuju taman belakang sekolah,di sana Lia terisak.Lia merasa hidup ini sungguhlah tidak adil untuknya.Lia merasa perjuanganya selama satu tahun mempertahankkan cintanya,benarlah sia-sia.Lia kembali terisak,Lia merapatkan lututnya kemudian ia peluk menggunakan tanganya.Kepala Lia,Lia tenggelamkan pada tekkukan lutut buatanya.Kejadian beberapa menit lalu telah membuat hatinya sakit bagaikan disayat menggunakan pisau yang sangat tajam.Sakit,yang Lia rasakan saat ini.Setelah beberapa menit Lia menangis,dengan langkah yang sedikit Lia seret,Lia menuju kamar mandi.Sesampainya di kamar mandi.Lia segera membasuh mukanya dengan kasar menggunakan air yang mengalir dari washtafell.Kemudian Lia menatap dirinya di depan cermin kamar mandi,tampak mata panda menghiasi sekitar matanya,matanya yang merah dan sembab,serta kuciranya yang sedikit berantakan.Terdengar bel tanda istirahat telah selesai.Dengan langkah yang sedikit malas.Lia berjalan menuju kelasnya.Sesampainya di kelas,saat ia berjalan  akan menuju bangkunya yang terletak di pojok paling belakang,Lia melihat beberapa pasang mata menatap aneh dirinya.Terdengar pula di telinganya beberapa ucapan pertanyaan yang menanyakan keadaan Lia.Namun Lia tetap bersikap dingin dan tak acuh.Semua itu sudah sering Lia rasakan dari orang tuanya,teman-temanya,bahkan dari kekasihnya sendiri.Di bangkunya,Lia hanya duduk sendiri.Sahabatnya yang dulu selalu sebangku denganya,telah meninggal karena penyakit kangker otak yang dideritanya.Sekarang Lia hanya melamun,pandanganya lurus ke depan,matanya yang sembab tidak berkedip sama sekali.Sampai-sampai Lia tidak sadar bahwa Bu Dewi,guru Bahasa Indonesia  telah masuk ke kelasnya bersama seorang murid baru.”Perkenalkan nama saya ‘Doni Avatar’,saya pindahan dari kota Surabaya,saya pindah ke sekolah ini karena orang tua saya mendapat tugas bekerja di daerah ini,semoga senang berteman dengan saya”,kata Doni.Setelah memperkenalkan diri,Doni disuruh oleh Bu Dewi,duduk sebangku dengan Lia.Leo yang duduk di depan Bu Dewi langsung bertanya “Kenapa sebangku sama Lia bu?”.Bu Dewi menjawab “Ya karena bangku yang didekatnya Lia kosong”.Leo yang sebagai kekasihnya Lia,sebenarnya tidak terima bahwa kekasihnya sebangku dengan laki-laki lain.Namun harus bagaimana lagi?Leo harus menerima kenyataan bahwa kekasihnya harus sebangku dengan laki-laki lain.Toh saat Lia duduk sendiri,mengapa Leo tidak ingin duduk dengan Lia?lelaki aneh.Lia yang mendapat teman sebangku sedikit senang,karena ada teman untuk sekedar berbincang-bincang.Doni duduk di samping Lia,kemudian pelajaran Bahasa Indonesia pun dimulai.”Sekarang materi pelajaran yang akan ibu ajarkan adalah tentang ‘Penyuntingan’”,kata Bu Dewi.Lia kembali melamun dan sedikit tidak fokus saat pelajaran berlangsung.Tanganya ia gerakan untuk sekedar mencoret-coret buku catatanya.Sedangkan Doni teman baru Lia nampak serius memperhatikan materi tentang ‘Penyuntingan’.Doni pun belum mengeluarkan sepatah kata pun untuk Lia.Doni hanya menatap Lia dari samping,Doni pun dapat melihat mata panda gadis yang duduk disampingnya.Setelah mata pelajaran Bahasa Indonesia selesai,Bu Dewi segera menutup pelajaran dengan salam dan pergi ke luar kelas menuju kantor guru.
            Istirahat ke-2 kali ini ada beberapa siswa yang berada di kelas untuk mengerjakan PR.Lia kembali melamun,tatapanya menatap seorang pria yang sedang mengajari seorang perempuan.Sakit...Sakit kembali menghampiri dirinya.Terasa ada yang menepuk pundak Lia,itu membuat Lia menengok ke samping.Ternyata Doni yang menepuk pundaknya.Doni pun memberanikan diri untuk sekedar berbincang dengan Lia.”Hayy...kenapa dari tadi kamu melamun?”kata Doni mencairkan suasana.Lia pun sedikit menghadap ke arah Doni”Eeeuumm gak papa kok..!”Lia menjawab pertanyaan Doni meskipun ia menyembunyikan jawaban yang sebenarnya.Mana mungkin Lia langsung bercerita tentang semua yang dilaminya,tapi sebenarnya saat ini,Lia sangatlah membutuhkn teman untuk curhat,Lia merasa tidak kuat jika harus menanggung penderitaanya sendiri.”Eh.. kantin di mana ya?aku mau beli minum,haus ni!”tanya Doni menanyakan kantin dan sebenarnya ia ingin mengalihkan pembicaraan,karena Doni tau dari raut wajah Lia,Lia sedang sedih.”Daripada kamu bingung,bagaimana kalau aku antar aja?”tawar Lia,tanpa menunggu balasan Lia pun langsung menggenggam pergelangan Doni,dan langsung menarik Doni untuk pergi ke kantin.Doni yang tanganya ditarik oleh Lia hanya menurut saja,seperti kerbau dicocok hidunganya.Dan Doni merasa beruntung ditarik oleh Lia yang mempunyai wajah yang cantik serta manis.Lia pun merasa sedikit tenang karena,api cemberu sudah berkurang membakar kecemburuaanya.Sesampainya di kantin,Doni segera mengambil aqua botol dan kemudian meneguknya.Doni pun memesan semangkuk bakso.Doni pun bertanya “Li,kok kamu gak jajan?lagi diet ya?”tanya Doni disertai kekehan diakhirnya.”Gak,lagi gak bawa uang saku!”kata Lia apa adanya dan kembali bersikap dingin seperti biasanya.”Bu..,bakso satu lagi!”kata Doni kepada ibu kantin.”Lohh..kok dua mangkuk,kamu laper atau...”belum selesai Lia mengajukan pertanyaan kepada Doni,Doni segela menyelanya dan berkata”Yang satu buat kamu lah Li,mana mungkin aku makan sendiri,kasihan dong gadis cantik yang duduk di samping ku ini”kata –kata Doni membuat pipi Lia sedikit merah,karena tersipu malu atas pujian yang diberikan Doni padanya.”Apaann sih kamu don..?”kata Lia.”Udah makan aja kali,gak usah malu..!”kata Doni memerintah Lia untuk memakan semangkuk bakso yang berada di depanya.Lia pun melahap bakso tadi,jarang-jarang Lia bisa makan bakso kayak gini lagi.Biasanya uang sakunya hanya Lia jajakan sebungkus nasi kecil,dan sisanya ia tabung.Selesai makan,Doni pun segera membayar makanan yang ia pesan tadi.”Berapa bu?bakso dua magkuk dan aqua botol satu!”tanya Doni kepada ibu kantin sambil merincikan makanan yang dibelinya.”15.000”jawab bu kantin.Doni menyodorkan uang dua puluh ribu rupiah.”Ini kembalinya..”kata bu kantin sambil memberikan uang sisa pembelian.Doni sekarang berjalan mendahului Lia,Lia yang merasa ditinggalkan segera mengejar Doni dan mensejajarkan langkahnya dengan Doni sambil mengucapkan “Makasih ya yang tadi”.Doni hanya mengangguk pelan.Sesampainya di kelas ada sepasang mata yang memandang Lia dengan tatapan sedikit sinis,siapa lagi kalau bukan Leo.Namun kali ini Lia berusaha bersikap dingin pada Leo,Lia tidak mau kalau dirinya tenggelam di jurang penderitaan terlalu dalam.
            Pada saat pelajaran terakhir,Lia berusaha serius mengerjakan soal ulangan matematika.Lia tidak mau kalau nilai yang didapatnya kurang dari batas minimal.Sedangkan Doni yang duduk disamping Lia sedikit bingung,nampaknya Doni mengalami kesulitan dalam mengerjakan ulangan.Maklum,Doni adalah muid baru,mungkin disekolahnya yang lama,materi tentang pelajaran Peluang belum diajarkan oleh gurunya.”Nih aku kasih contekan..”kata Lia sambl menyodorkan lembar jawab ulanganya.Doni pun sedikit bingung,tadi kata pak guru sebelum ulangan tidak boleh ada yang menyontek.Doni pun menolak contekan dari Lia.Doni kemudian berkata “Gak usah Li,makasih sebelumnya.Tapi aku lebih bangga jika aku dapat mengerjkanya dengan jujur, walaupun nilai ulanganku jelek”.Lia yang mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Doni beberapa menit lalu merasa sedikit heran,karena kebanyakan murid dikelasnya saat dikasih contekan menerimanya bahkan dengan senang hati.”Anak-anak ingat,kerjakan sendiri-sendiri dengan jujur,jangan menyontek”kata-kata itu keluar dari mulut pak guru dengan tegas.Dan kemudian mendapat jawaban “Baik pak..”kata sebagian murid.Bel tanda pulang berbunyi.Sebagian siswa dari kelas lain terlihat berhamburan keluar dari kelasnya.Namun berbeda dengan keadaan siswa kelas IX C,siswa kelas ini masih terlihat sibuk mengerjakan soal ulanganya.Setelah 20 menit akhirnya ulangan  matematikapun selesai.Satu per satu siswa mengumpulkan lembar jawabanya di meja guru.Setelah itu langsung saja mereka mengambil tas mereka dan keluar kelas dengan bersalaman terlebih dahulu dengan guru mereka.
            Suasana koridor sekolah sudah nampak sepi,hanya beberapa siswa saja yang masih berlalu lalang di sekolah ini,mungkin mereka akan mengikuti ekstrakulikuler,mengerjkan tugas, ataupun sekedar menumpang wifi’an.Lia tampak melangkahkan kakinya dengan gontai.Lia menuju depan sekolah dan akhirnya duduk di kursi pemberhentian bus yang berada tepat disamping sekolahnya.Di tempat pemberentian bus itu terdapat beberapa siswa,mungkin mereka menunggu sopir pribadi mereka atau pun angkot.Di situ juga terlihat Doni dan Leo sedang asik berbincang-bincang.Sedangkan Lia yang tidak mendapatkan kursi untuk duduk,terpaksa berdi di samping tiang penyangga halte sambil membaca novel.Akhirnya datang sebuah mobil berwarna silver.”Ayo non Lia,pulangnya bereng aja sama non Putri..”kata Pak Mus,sopir pribadi keluarga Lia.”Enggak ah pak,aku masih ada urusan jadi bapak pulang aja sama Putri”tolak Lia halus.Terlihat di dalam mobil ada Putri yang menatap Lia dengan tatapan tidak suka.”Udah pak,jalan aja”kata itu keluar dari mulut Putri.Lia tau bahwa Putri sangatlah benci padanya,Lia pun tau kalau Lia pulang bersama Putri,pasti Putri mengadu sama ayahnya,dan akhrinya Lia mendapat marah.Daripada Lia mendapat marah,setiap pulang sekolah Lia lebih memilih naik angkot ataupun berjalan kaki.Lia lupa bahwa Lia tidak punya ung saku.Akhirnya Lia berjalan kaki melewati trotoar jalan,Lia tidak langsung pulang ke rumahnya,Lia mampir ke rumah Mbok Darmi terlebih dahulu untuk mengambil roti-roti buatan Mbok Darmi kemudian menyetorkanya ke warung-warung kecil yang memesan roti-roti buatan Mbok Darmi.Biasanya jasa Lia dihargai 5.000 rupiah saja,padahal perjalanan yang ditempuh Lia untuk sampai ke tempat tujuan lumayan jauh sekitar 1Km.Sore itu cuaca kurang bersahabat dengan Lia,awan sudah nampak berwarna abu-abu.Mungkin sebentar lagi,hujan akan membasahi bumi.Lia tidak mau roti buatan Mbok Darmi basah terkena air hujan.Segera Lia berlari secepat kilat,sesampainya di warung yang memesan roti buatan mbok Darmi,Lia segera memberikan roti itu kepada penjaga toko.Lia sekarang berjalan sedikit cepat,jam tanganya sudah menunjukan pukul 5 sore.Hujan sore itu menemani Lia menuju rumahnya.Langkah Lia terhenti ketika ada seorang nenek-nenek tua sedang membawa sebuah kerdus besar,sepertinya nenek itu kesulitan membawa kardus itu.Tanpa di suruh Lia segera menghampiri nenek itu dan membantu membawa kardus itu.Meskipun Lia terburu-buru,tapi Lia selalu berusaha membantu orang yang memerlukan bantuan.Rumah sang nenek lumayan jauh.”Rumahnya masih jauh nek?”,tanya Lia.”Enggakk kok cu,sekitar setengah kilo meter lagi”,jawab sang nenek dengan jujur.Lia hanya mengangguk,menandakan ia mengerti.Sesampainya di rumah sang nenek segera Lia menaruh kardus besar itu di atas kursi yang berada di teras rumah sang nenek.Lia segera pamitan untuk pulang,namun sang nenek mencekal lengan Lia.”Ini sedikit uang untuk kamu,cu”,kata nenek.Lia menjawab”Gak usah nek,saya iklas kok”.”Udah gak apa-apa cu,hati-hati ya pulangnya”,kata sang nenek sambil memberikan uang kepada Lia.Lia pun akhirnya menerima uang pemberian dari sang nenek .Jam tangan Lia menunjukan jam setengah enam sore,Lia segera berlari secepat mungkin menuju rumahnya.Lia takut akan dimarahi oleh orang tuanya.Sesampainya di rumah Lia mengusap mukanya yang terkena air hujan,Lia juga menyiapkan mental bila nanti Lia dimarahi oleh orang tuanya.”Asalamualaikum.”,kata Lia sambil membuka pintu.Terlihat,Ibu tirinya sang sedang mengajari Putri belajar,dan sang ayah yang sedang membaca koran.Karena tidak ada ucapan balsan salam,segera Lia melewati keluarganya itu dengan sedikit membungkuk.”Berhenti Li”,ucap ayahnya.Lia pun berhenti.Ayahnya berkata lagi dengan nada yang sedikit naik ”Darimana kamu,jam segini baru pulang,mau jadi apa kamu hah?”.”Dattddi habis belajar kelompok yah”jawab Lia berbohong,Lia tidak mau jika ayahnya tau jika Lia menjadi seorang pengantar roti.”Jangan bohong”kata ayahnya lagi.”Enggak yah”jawab Lia sambil menunduk.”Mana mungkin belajar kelompok sampai pulang jam enam begini”kata ayahnya lagi dan “Plak” satu tamparan dari tangan ayahnya membuat pipi Lia menjadi panas.Tanpa aba-aba Lia pun segera berlari menuju kamarnya yang berada di lantai dua.Sampai di kamarnya Lia pun menutup pintu kamarnya dengan kasar,tubuhnya merosot,punggungya melekat di balik pintu kamarnya.Lia pun menangis sambil menggigit bibir bawahnya supaya tidak menimbulkan suara.Lia mengobrak abrik kamarnya sendiri.”Prang”bunyi foto dengan bingkaainya yang Lia banting,Lia pun menonjok lemari kacanya dengan kepalan tanganya,menyebabkan tanganya sedikit membiru dan darah segar mengalir.Setelah beberapa menit meluapkan segala emosinya.Lia melangkahkan kakinya menuju ranjangnya yang perada dipojok ruangan tempat tidurnya.Belum sampai di ranjangnya,kaki Lia menginjak pacahan kaca lemarinya,”Aww”rintih Lia sambil menahan sakit.Mungkin kaca itu menancap sedikit dalam,sehingga darah segar Lia mengalir begitu deras.Lia tidak kuat menahan sakit di kakinya.Lia pun mengesot menuju ranjangnya.Lia pun berusaha tidur,belum sempat Lia tidur,”Clap”ternyata mati lampu.Lia menjerit,Lia mempunyai pobhia yaitu takut keadaan gelap.Lia pun berusaha mengambil senter yang selalu Lia letakan di atas meja dekat tempat tidurnya.Lia pun berusaha meraba-raba mejanya.Senternya  jatuh karenya tersenggol tangan Lia.Lia pun turun dari ranjangnya.Karena kaki Lia sakit untuk berjalan,jadi Lia mengesot sambil meraba-raba lantai berusaha mencari senternya yang jatuh lagi.Saat tangan Lia sedang meraba lantai,Lia measakan ada sesuatu yang menancap di tanganya,mungkin Lia terkena pecahan kaca lagi.Namun Lia mengabaikanya.Saat Lia benar benar merasakan sakit.Lia pun berhenti mencari senter itu lagi.Lia menangis sambil memejamkan matanya.Mungkin karena sudah lelah menangis Lia pun terlelap dengan sendirinya.Lia tertidur di lantai.Malam itu penderitaan Lia benarlah lengkap.
            Suara ayam jago sudah bersahut-sahutan.Mentari sudah muncul di ufuk timur.Hangatnya mentari mungkin sudah dirasakan beberapa makluk di bumi ini.Embun pagi masih menghias indah daun-daun.Lia menguap kemudin matanya ia gerakan memutar untuk melihat keadaan kamarnya.Kamarnya seperti kapal pecah.Mata Lia sekarang tertuju pada pecahan kata yang menancap di telapak tangan dan kakinya.Lia lalu mencabut satu persatu pecahan beling itu.Darah kembali mengucur dari telapak tangan dan kaki Lia.”Tok..Tok..Tok..”.Ternyata ada seseorang yang mengetuk pintu kamar Lia.”Masuk,pintunya nggak dikunci kok”,kata Lia.”Krek”pintu kamar Lia terbuka.Pembantu Lia terkejut melihat kamar Lia berantakan,terlebih lagi saat melihat darah mengucur dari telapak tangan dan kaki Lia.”Non Lia kenapa?tanya Bi Sum sambil menghampiri Lia.”Nggak papa kok bi”ucap Lia sok tegar.”Non disini dulu ya..,bibi ambil obat dulu”kata Bi Sum sambil bergegas meninggalkan Lia.Bi Sum kembali ke kamar Lia sambil membawa oabat untuk membersihkan luka Lia.Dengan hati-hati Bi Sum membersikan luka Lia kemudian membalutnya dengan perban.”Non Lia ijin aja sekolahnya,kan Non Lia lagi sakit”Kata Bi Sum,memberi saran kepada Lia.”Lia nggak papa kok bi,Lia masih kuat pergi menuntut ilmu”kata Lia menganggapi Bi Sum.Keinginan Lia pergi menuntut ilmu sangatlah kuat,walaupun sakit menderanya.”Yaudah Non Lia,siap-siap jika mau ke sekolah.Nanti bibi antar pake sepeda”.Lia pun hanya mengangguk.Lia kemudian mempersiapkan dirinya untuk pergi ke sekolahnya.Setelah persiapan selesai.Lia menunggu kedatangan Bi Sum.Bi Sum pun datang,Bi Sum kemudian membantu Lia untuk berjalan.Lia merangkulkan tangan kananya ke pundak Bi Sum.Satu per satu anak tangga telah Lia lewati.Lia sudah sampai di ruang makan.Seperti biasanya ayah,ibu,serta Putri sudah duduk manis sambil menyantap beberapa makanan yang sudah disiapkan.Lia tanpa basa-basi segera menyantap makananya.Setelah sarapan Lia menuju dapur untuk menemui Bi Sum.Sesampainya di dapur,Lia melihat Bi Sum yang sedang menyapu,ditepuknya pundak Bi Sum sambil berkata “Lia,udah siap bi”.Bi Sum hanya mengangguk,kemudian mengambil sepeda yang berada di garasi.Sepeda sudah siap,Lia segera duduk di boncengan sepeda.Kaki Bi Sum kemudiah mengayuh sepeda itu menuju ke sekkolah Lia.Di perjalanan Lia hanya diam membisu,begitupun dengan Bi Sum.Bi Sum berhenti mengayuh sepeda itu,sepeda itu sudah di depan gerbang sekolah Lia.”Mari non saya bantu menuju kelasnya”kata Bi Sum menawarkan bantuan.Lia yang sulit untuk berjalan tentusaja menerima bantuan dari Bi Sum.Lia kembali merangkulkkan tangan kananya ke pundak Bi Sum.Bi Sum membantu Lia sampai kelasnya bahkan sampai bangku Lia.Lia kemudian berterima kasih kepada Bi Sum.Lia kemudian mengeluarkan buku diarynya.Tangan Lia mulai menggoreskan tinta pulpenya ke kertas.sSetelah menulis beberapa kalimat Lia terhenti karena kedatangan Doni.Pagi itu Doni menghampiri Lia untuk menceritakan hal yang dialaminya kemarin sore.Lia mendengarkan semua curhatan Doni.Sebenarnya Lia juga ingin curhat,namun bel tanda pelajaran yang benbunyi menyebabkan Lia mengurungkan niatnya untuk curhat.Jam pelajaran pertama telah dimulai,namun siswa kelas IX C masih terdengar ribut.Tentu saja ribut,guru mata pelajaran IPS ternyata hari ini tidak bisa mengajar.Hal ini tentu saja membuat beberapa siswa masih ribut mengobrol.Berbeda dengan Lia,Lia terlihat sibuk menggoreska tinta pulpenya di kertas.Ternyata Lia menuliskan secarik surat untuk Leo dan Doni.Setelah Lia selesai Lia segera memberikan surat itu kepada Leo dan Doni,namun Lia juga berpesan supaya membacanya setelah sampai rumah masing-masing.Leo dan Doni mengangguk tanda mereka mengerti perintah dari Lia.Bel istirahat telah berbunyi,Lia mencekal tangan Doni ketika Doni hendak pergi ke kantin.”Don,aku mau curhat.Kamu mau nggak denegerin?”tanya Lia.”Ok,aku bakal jadi pendengar yang baik”kata Doni.Lia pun menceritakan semua unek-uneknya.Lia yang hanya dianggap seonggok daging yang tak berguna,Lia yang diperlakukan tak adil,Lia yang menderita karena cintanya,dan seterusnya yang dialami Lia.Lia menceritakan kejadian demi kejadian itu sambil terisak.Doni merasa kasihan dengan Lia.Doni kemudian berusaha membuat Lia berhenti menangis.Tangan Doni megusap pipi Lia yang basah terkena air mata Lia.Namun saat Doni mengusap pipi Lia.Tiba-tiba Leo menghampiri Lia dan Doni.Leo menatap Lia tajam,Lia hanya berani menunduk.Leo dengan tiba-tiba mengepalkan tanganya dan menonjok Doni.Doni yang tadinya tersungkur kr lantai segera bangkit lalu ingin menjelaskan,bila yang Leo tadi lihat,tidak seperti yang Leo pikirkan.Namun belum sempat Doni menjelaskan,Leo sudah kembali menonjok Doni,menyebabkan sepercik darah keluar dari sudut bibir Doni.Lia yang melihat itu,segera berusaha melerai sambil kembali terisak.Lia berdiri di depan Leo,untuk menghentikan Leo menonjok Doni.Namun malang nasib Lia.Kepalan tangan Leo tanpa sengaja melayang mengenai mata milik Lia sebelah kiri,ketika hendak menonjok Doni.Lia segera memegang matanya yang terasa berdenyut.Lia kemudian merasakan kakinya tidak kuat lagi menahan tubuhnya.Lia juga merasakan sekelilingnya berputar dan “Brukkk”Lia pinsan.Doni yang melihat Lia pinsan segera membopong Lia menuju UKS.Sedangkan Leo yang melihat Lia pinsan,hanya berdiri,sepertinya tubuh Leo membeku.Sesampainya di UKS Doni menidurkan Lia di ranjang UKS,kemudian memanggil pengurus UKS tersebut untuk menangani Lia.Leo kemudian berlari menuju UKS,untuk menghampiri Lia.Pintu UKS ternyata tertutup.Leo hanya modar mandir di depan pintu UKS.Tiba-tiba pintu UKS terbuka dan terlihat Doni keluar dari UKS.”Don,gimana keadaan Lia”tanya Leo khawatir dengan keadaan Lia.Doni yang mendengar ucapan itu keluar dari mulut Leo,hanya dapat menundukkdan membisu.Doni sekarang menatap Leo.Doni memaki-maki Leo dengan keadaan marah.”Dasar,cowok nggak tau diri lo ya?Seharusnya lo itu bersukur punya kekasih yang benar-benar tulus mencintai lo.Lia itu tulus mencintai lo.Lia itu bener-bener sayang sama lo.Lia itu sakit ketika melhiah lo dekat sama cewek lain.Tadi waktu lo lihat Lia terisak,Lia tu lagi curhat tentang kehidupanya.Dasar cowok bego”kata Doni berubah menjadi kasar.Leo yang mendengar penjelasan Doni hanya tertegun dan Leo merasa sulit menelan ludahnya sendiri.”Don,aku mau lihat Lia”kata Leo tiba-tiba,sambil berusaha masuk ke dalam UKS.”Nggak usah,lo nggak pantes buat Lia”kata Doni menghalang-halangi Leo.Doni kemudian masuk ke dalam UKS dan menutup intu UKS dengan kasar.Doni sangatlah prihatin melihat keadaan Lia,mata Lia berdarah akibat pukulan Leo yang teramat kuat.Lia kemudian sadar.”Don kenapa keadaan di sini gelap?”tanya Lia.Doni bingung,Gelap?.Padahal lampu UKS menyala.”Don,kamu dimana,kenapa gelap?tanya Lia lagi”.Doni semakin bingung,padahal Doni berdiri tepat di samping rajang Lia,Apakah Lia tidak dapat melihat dirinya.”Lia,aku di sini disamping kamu,dan disini tidak gelap Lia”kata Doni dengan lembut.”Aku nggak bisa lihat kamu Don,disini gelap”kata Lia jujur sambil terisak.Doni pun berpikir,Apakah Lia buta?,pikir Doni,namun segera Doni menepis pikiran negatifnya itu.”Don aku buta”kata Lia tiba-tiba,membuat Doni tersentak.Doni segera ke luar UKS memanggil pihak sekolah supaya segera membawa Lia ke Rumah Sakit terdekat.”Krek”knop pintu UKS terbuka.Doni pun berlari menuju ruang guru tanpa memperhatikan Leo yang maasih berdiri di depan UKS.Leo yang mengetahui pintu UKS terbuka,segera Leo masuk.Sesampainya di dalam,Leo melihat Lia terbaring lemah di atas ranjang UKS.”Siapa itu?tanya Lia.Leo sulit menelan ludahnya sendiri ketika Lia tidak dapat melihatnya.”Lia,ini aku,Leo”kata Leo sambil menggengam tangan Lia.”Leo?”Lia tersentak kaget,kemudian berusaha melepaskan tanganya dari genggaman Leo.”Lepasin”perintah Lia untuk Leo,namun genggaman Leo makin dieratkan.”Lia,maafin aku Lia”pinta Leo masih menggenggam tangan Lia.”Don...Doni..Don,suruh Leo pergi Don”kata Lia histeris.Leo pun melepaskan genggamanya.Leo sangat merasa bersalah,Leo benar-benar frustasi,Leo kemudian menjambak rambutnya serta memukul-mukul kepalanya sendiri.Leo tidak tega melihat keadaan Lia yang sungguh memprihatinkan sambil berteriak histeris memanggil-manggil nama Doni.Leo kemudian lebih memilih keluar dari UKS.Doni dan pihak sekolah segera membawa ke Rumah Sakit terdekat.Sesampainya di Rumah Sakit,Lia segera dimasukkan ke ruang UGD,dan kemudian diperiksa oleh dokter.Ternyata di saat bersamaan pula,Putri adik tirinya Lia juga masu Rumah Sakit yang sama dengan Lia.Saat Lia di periksa,Lia mendengar ibu tirinya menangis,ketika dokter bilang “Hati Putri harus diganti”.Lia kemudian berkata kepada dokter yang sedang memeriksanya”Dok apakah saya buta?jika saya buta,saya ingin mendonorkan hati saya kepada pasien yang ibunya sedang terisak itu dok,tapi jangan bilang kepada keluarga pasien itu dok”.”Iya nak,ternyata kamu buta,saraf-saraf mata kamu banyak yang rusak jadi menyebabkan kamu buta.Apakah kamu benar-benar ingin mendonorkan hati kamu nak?”kata sang dokter.”Iya dok,itu permintaan terakhir saya sebelum saya meninggal dok”kata Lia lagi.”Baiklah”kkata dokter kkemudian pergi meninggalkan Lia.Dokter yang memeriksa Lia tadi kemudian menemui dokter yang memeriksa Putri.Setelah beberapa menit berdiskusi,akhirnya dokter yang memeriksa Putri setuju.Dokter yang memeriksa Putri memberi tahu ibu Putri ,jika sudah ada pendonor hati untuk Putri.Operasi pun telah dilaksanakan.Putri terselamatkan,sedangkan Lia meninggal karena saat operasi kondisi jantungnya terlalu lemah.Setelah operasi ayah Lia mendesak dokter supaya memberi tahu siapa yang mendonorkkan hati untuk Putri.Awalnya dokter enggan memberitahu,karena terus di desak olehayah Lia,akhirnya dokter memberikan surat pemberitahuan pendonor hati untuk Putri.Ayah Lia tersentak ketika Lia yang mendonorkan hatinya untuk Putri.Ayah Lia pun bertanya kepada dokter dimana Lia berada.Dokter pun memberi tahu jika Lia masih berada di ruang operasi.Dengan langkah cepat,ayah Lia menuju ruang operasi.Sesampainya di ruang operasi betapa terkejutkanya ketika melihat Lia sudah tiada.Ayah Lia  kemudian memeluk jasad Lia sambil terisak.Ayah Lia masih tidak percaya jika Lia meninggalkan dirinya secepat itu.
            Acara pemakaman Lia sudah selesai.Sesampainya di rumah.Ayah Lia segera menuju kamar Lia.Ayah Lia kemudian membereskan kamar Lia yang berserakan,ketika membereskan buku-buku,ayah Lia menemukan buku diary Lia berada di dalam tas sekolahnya.Dibuka buku itu lalu ayah Lia membaca kata demi kata yang terrangkai menjadi sebuah paragraf.Hingga akhirnya ayah Lia membaca tulisan terakhir Lia.Tertulis di buku diary milik Lia:
Aku hanya ingin seperti lilin
Yang selalu berguna di dalam kegelapan
Yang selalu mampu menerangi di kegelapan
Yang selalu dibutuhkan di setiap kegelapan
Yang selalu berusaha menerangi,walaupun harus menyiksa dirinya sendiri
Yang selalu merasa kuat,walaupun api selalu membakarnya
Seperti lilin tidak benderang namun menenangkan
Sedangkan di sebrang sana ada seorang lelaki yang bernama Leo sedang membaca surat dari mantan kekasihnya yang telah pergi meninggalkanya.Isi surat dari Lia:
Maaf… karena selalu mebuat kamu marah
Maaf… karena selalu membuat kamu benci sama aku
Maaf… atas semua kepedihan yang aku timbulkan
Maaf… karena selalu membuat kamu selalu terbebani karenaku
Maaf… karena aku selalu keras kepala
Maaf… karena telah membuat kamu masuk ke dalam kehidupanku
Maaf… karena aku harus pergi ninggalin kamu


Terima kasih… karena kamu telah membuat hari-hariku indah
Terima kasih… karena kamu telah memperlihatkan mata yang paling indah yang pernah kulihat
Terima kasih… karena kamu telah membuat aku memiliki semangat untuk hidup
Terima kasih… karena kamu selalu menganggap aku pintar
Terima kasih… karena kamu mebuat aku sadar bahwa kita harus berjuang untuk hidup dan bahwa hidup ini harus diarungi melalui semangat, perjuangan dan kemauan keras
Terima Kasih… karena kamu memberikan kebahagiaan terbesar dalam hidupku
Terima Kasih… karena kamu telah luar biasa sabar menghadapi aku
Karena telah mengajari aku untuk mendoakan agar orang yang aku cintai bahagia
Karena telah mengubah hidupku yang kosong
Karena telah menjadi satu-satunya orang yang bisa membuatku mengalah
Karena telah memberikan sesuatu yang selama ini nggak bisa aku kasih ke kamu
Karena telah menjadi laki-laki yang luar biasa dan nggak tertandingi yang pernah masuk dalam kehidupanku
Terima Kasih… karena kamu telah menjadi pangeranku selama ini
Aku nggak akan kemana-mana.
Semenjak kepergian Lia.Leo berubah menjadi pemurung,pendiam,pelamun.Kadang ketika Leo mengingat semua kejadian tentang pengorbanan Lia untuk dirinya,Leo menangis.Leo menyesal telah menjadi orang yang egois.Menyesal karena telah menyia-nyiakan orang yang bena-benar tulu mencintainya.Leo sekarang sering menjenguk Lia di pemakaman.Suatu hari Leo menjengk Lia di pemakaman.Leo membawa bunga serta sebotol air.Setelah berdoa dan menaburi pemakaman Lia.Leo menyatakan penyesalanya dalam beberapa kalimat.
Ketika kau sudah pergi meninggalkanku
Baru aku sadari bahwa aku sangat membutuhkanmu
Membutuhkan kasih sayang yang  tak ada duanya dri seorang kekasih
Membutuhkan perhatian yang lebih bermakna dari segalanya
Namun..sekarang semuanya telah sirna
Semuanya takkan mungkin kudapatkan lagi dari orang lain
Sekarang hanya ada beberapa penyesalan yang tak berujung
Seandainya dulu aku dapat meyayangimu setulus hati
Seandainya dulu akku tidak menyia-nyiakan perhatianmu
Seandainya dulu aku dapat membalas semua pengorbanan yang telah kau berikan
Seandainya dulu aku tidak menyakitimu
Seandainya dulu aku tidak berpaling ke orang lain
Lia,kamu akan selalu ada di hatiku
Lia,kamu akan selalu hidup dihatiku.
Setelah mengucapkan kalimat itu,Leo pun segera mengecup batu nisan yang bertuliskan Lia bin Sulaiman,dan beranjak meninggalkan tempat itu.Dibalik pohon besar yang berada di tengah kuburan,ada perempuan cantik yang mengenakan baju serba putih sedang ternyenyum sambil menatap kepergian Leo.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar